Langsung ke konten utama

Postingan

Menampilkan postingan dari Mei, 2020

Postingan Tersirat

Apasih susahnya sepakat? Yang satu bilang “A”, yang lainnya bilang “B’. Konsistensi juga sama, serupa orang mabuk yang lupa semalem dia abis ngapain. Nanya ke temen dibilang “anteng kok gak apa-apa”, nanya kenalan yang ikut “sebenernya kacaw, tapi masih batas wajar”, nanya dia yang peduli “wah parah sih, mungkin perlu mitigasi”, tapi nuraninya denial. Mereka yang kenal juga sama, tololnya sampe ke akar. Mau acara cepat selesai, tapi gamau ikutin rundown acara, begitu ditegasin dibilang gak asik, memaksakan kehendak, mengekang, berucap “kami juga butuh berkreasi untuk mencari nasi!” Yang mendapat berita buruk juga sama saja, otaknya tidak dipakai. Diajak berjarak untuk mengevaluasi, malah memaksakan berdekatan karena kehendak Tuhan. Tuhan juga maklum bahwa umatNya juga harus berusaha untuk selamat, bukan hanya mengandalkan Dia saja. Dijemput untuk lebih baik malah mengamuk? Apa motivasinya? Merasa dirinya tidak kenapa-kenapa? Lebih baik dan lebih tahu dirinya sendi...

Waktu Aku Beli Kondom

Kalo ada list hal yang susah-susah gampang maka gua akan memasukkan kegiatan membeli kondom sebagai salah satu hal yang susah-susah gampang untuk dilakukan. Sebagai orang yang masih menggunakan kepalanya, gua masih cukup aware bahwa dalam berhubungan seks alat kontrasepsi adalah sebuah elemen yang penting. Dengan menggunakan alat kontrasepsi lu bisa terhindar dari beberapa penyakit menular seksual atau mencegah dan menjarangkan kehamilan. Walaupun menurut beberapa pihak hal ini bisa mengurangi kenikmatan dan kenyamanan tapi gua berpikir it's better safe than sorry. Alat reproduksi gua namanya penis, salah satu alat kontrasepsi yang bisa gua gunakan untuk menjaga kesehatan alat reproduksi dan diri gua sendiri namanya adalah kondom. Bentuk kondom itu kaya balon kalo lu belom pernah liat, cara memakainya adalah dengan memasukkan penis lu ke dalam bentuk balon tersebut, simple. Ini step-step cara pake kondom, abis pake buang yang bener, biar selokan gak mampet ! ...

Assassin’s Creed Valhalla, Viking Banget nih?

Satu setengah tahun lebih dikit setelah merilis Assassin’s Creed Odyssey, akhirnya Ubisoft mengumumkan seri terbaru dari serial yang gak mati-mati besutan mereka ini, Assassin’s Creed Valhalla. Valhalla bakal menjadi seri ke 12 dari serial utama game Assassin’s Creed, game ini sendiri secara garis besar bakal ngambil seting waktu sekitar akhir abad ke 9, dimana pada masa ini bangsa Nordik atau yang lu kenal dengan nama lain bangsa Viking (bukan dia bukan fans Persib Bandung), sedang giat-giatnya cabut dari daerah Skandinavia untuk berpetualang, ngerampok, dan mencari tempat tinggal baru di Eropa daratan dan Inggris. Nah di game ini karakter yang lu gunakan namanya adalah Eivor seorang Viking petualang yang sedang mencari kejayaan di tanah Inggris. Jika nanti beneran kontennya ada karena ini masih based on trailer dan mengutip developer, di Assassin’s Creed Valhalla nanti mereka gak cuma ngandelin jalan cerita sebagai salah satu faktor pemikatnya, tetapi lu dijanjikan juga b...

Sebenernya Orang yang Pandangannya Luas sama Orang Fanatik itu Bedanya Tipis

Jadi bermula dari tweet temen gua yang ada di bawah ini: Baris Pertama, Sebelum Kotak Biru, Bukan Baris Setelah Kotak Biru   Gua mikir, sebenernya pernyataan itu ada benarnya juga, tapi yaaa namanya juga idup ya, apa lagi pengangguran, kadang-kadang semuanya dipikirin, eh mikirnya keterusan, sampe gua nemu sebuah korelasi dan perbedaan tipis antara orang yang pandangannya luas sama orang yang fanatik. Fanatik yang gua maksud itu bisa sama apa aja ya, gak usah harus satu hal yang spesifik. Kalau menurut gua orang fanatik adalah orang yang sebenernya cinta sama hal yang difanatikin itu, saking cintanya bahkan mereka gak mau noleh ke kemungkinan lain yang mengerubungi hal yang difanatikin sama mereka. Oh iya, kalau dari pengamatan gua, hal ini juga biasanya diikuti dengan kepercayaan diri yang terkadang berlebih, dimana jika keduanya dikombinasikan maka individu ini kalau diajak diskusi atau berargumen maunya menang sendiri, bahkan dalam kasus ekstrim argumennya ...