Apasih susahnya sepakat? Yang satu bilang “A”, yang lainnya bilang “B’. Konsistensi juga sama, serupa orang mabuk yang lupa semalem dia abis ngapain. Nanya ke temen dibilang “anteng kok gak apa-apa”, nanya kenalan yang ikut “sebenernya kacaw, tapi masih batas wajar”, nanya dia yang peduli “wah parah sih, mungkin perlu mitigasi”, tapi nuraninya denial. Mereka yang kenal juga sama, tololnya sampe ke akar. Mau acara cepat selesai, tapi gamau ikutin rundown acara, begitu ditegasin dibilang gak asik, memaksakan kehendak, mengekang, berucap “kami juga butuh berkreasi untuk mencari nasi!” Yang mendapat berita buruk juga sama saja, otaknya tidak dipakai. Diajak berjarak untuk mengevaluasi, malah memaksakan berdekatan karena kehendak Tuhan. Tuhan juga maklum bahwa umatNya juga harus berusaha untuk selamat, bukan hanya mengandalkan Dia saja. Dijemput untuk lebih baik malah mengamuk? Apa motivasinya? Merasa dirinya tidak kenapa-kenapa? Lebih baik dan lebih tahu dirinya sendi...
Saya bercerita suka-suka, bacot apa aja yang saya mau, bikin bodoh, mungkin, bikin pinter...... semoga tidak